Opini Musri Nauli: Cempaka Putih

Iklan

Iklan

Opini Musri Nauli: Cempaka Putih

Selasa, 13 April 2021, April 13, 2021

Musri Nauli


Jelutung.com - Kelurahan Cempaka Putih adalah salah satu pemukiman warga yang beragam agama dan budaya. Antara lain agama Islam, Kristen, Budha dan Konghucu. Sedangkan suku bangsa adalah Melayu, Minang, Jawa, Sunda, Bugis, Banjar, Flores, Tiongkok dan Arab. 


Didalam Skripsi Bela Ardila menjelaskan Kelurahan Cempaka Putih termasuk kedalam kecamatan Jelutung, Kotamadya Jambi. Berdiri tahun 1981. Merupakan pemekaran dari Kelurahan Sungai Asam. 


Asal usul nama Cempaka Putih adalah terdapatnya pohon cempaka yang mulai tumbuh tahun 1940-an. 


Selain itu pada masa Pemerintahan Presiden Soeharto, ketika diperintahkan untuk membentuk pemerintahan setingkat Kelurahan di Indonesia. 


Masyarakat kemudian menetapkan pohon cempaka Putih sebagai nama Kelurahan. Sehingga kemudian dikenal Kelurahan Cempaka Putih. 


Kelurahan Cempaka Putih pertama kali dipimpin oleh oleh Dahlan Sam, B.BA. 


Kelurahan Cempaka Putih berbatasan dengan Talang Jauh di Sebelah timur. Sebelah bafat  dengan Kelurahan Lebak Bandung. Sebelah utara langsung berbatasan dengan Kelurahan Sungai Asam. Dan sebelah selatan dengan Kelurahan Jelutung. 


Penduduk Kelurahan Cempaka Putih berjumlah 7.068 orang. Terdiri dari 3.577 laki-laki dan 3.491 perempuan. 


Nama Cempaka Putih juga terdapat Jakarta. Cempaka Putih adalah salah satu nama Kecamatan yang terdapat di Kotamadya Jakarta Pusat. 


Nama Cempaka Putih juga dikenal sebagai nama perguruan silat. 


Menurut data berbagai Sumber, Pada Tahun 1923-1945 Eyang Mursid mengembara ke Aceh, Minangkabau, Banten , Bandung, Yogyakarta dan daerah-daerah lain di pelosok tanah air.


Dalam Pengembarannya Eyang Mursid belajar berbagai ilmu silat. Pada Tahun1964 beliau merangkum jurus-jurus sifat yang diperolehnya. Kemudian mendirikan paguyuban Pencak Silat yang diberi nama M. A. S ( Mardi Anorga Sakti ).


Pada tahun 1968 Eyang Mursid ikut serta berjuang menumpas PKI. 


Pada tahun 1968 Eyang Mursid wafat di Sidoarjo-Surabaya Jawa Timur Tanah kelahirannya. Setelah Eyang Mursid wafat pencak silat yang dilestarikan oleh Bapak wagiman salah seorang muridnya.


Oleh Bapak Wagiman Ilmu silatnya di sempurnakan kembali sehinnga jurus-jurusnya menjadi jurus yang praktis mudah dipelajari di terapkan dan di kembangkan yang sekarang menjadi PENCAK SILAT CEMPAKA PUTIH.


Advokat. Tinggal di Jambi 

TerPopuler